Inilah Penyebab Terjadinya Perang Salib
Nahwu.top | Perang Salib adalah suatu peperangan yang dilancarkan oleh orang-orang Kristen Barat terhadap kaum Muslimin di Asia Barat dan Mesir, yang dimulai pada akhir abad ke-11 sampai dengan akhir abad ke-13. Peperangan yang memakan waktu yang cukup panjang itu dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Philip K. Hitti berpendapat bahwa latar belakang terjadinya perang Salib karena reaksi Dunia Kristen di Eropa terhadap Dunia Islam di Asia, yang sejak tahun 632 melakukan ekspansi, bukan saja di Syria dan Asia Kecil, tetapi juga Spanyol dan Sicilia.
Faktor lain adalah karena keinginan mengembara dan bakat kemiliteran suku Teutonia yang telah mengubah peta Eropa sejak mereka memasuki lembaran sejarah penghancuran gereja Holy Sepulchre yang dilakukan oleh Khalifah Fathimiyah al-Hakim dalam tahun 1009, padahal gereja tersebut merupakan tujuan dari ribuan jemaah Eropa, selain itu juga terdapat perlakuan yang tidak wajar oleh penguasa Saljuk terhadap jemaah Kristen yang akan ke Palestina melalui Asia Kecil.
Faktor lain adalah karena keinginan mengembara dan bakat kemiliteran suku Teutonia yang telah mengubah peta Eropa sejak mereka memasuki lembaran sejarah penghancuran gereja Holy Sepulchre yang dilakukan oleh Khalifah Fathimiyah al-Hakim dalam tahun 1009, padahal gereja tersebut merupakan tujuan dari ribuan jemaah Eropa, selain itu juga terdapat perlakuan yang tidak wajar oleh penguasa Saljuk terhadap jemaah Kristen yang akan ke Palestina melalui Asia Kecil.
Note:
Holy Sepulchre adalah sebuah gereja yang pernah didirikan di atas tempat dimana Yesus dikubur.
Namun yang menjadi sebab langsung terjadinya Perang Salib yaitu ketika tahun 1095 diulangi lagi permintaan bantuan kepada Pope Urban II oleh Kaisar Bizantium, Alexius Commenus yang daerah-daerahnya di Asia sampai ke pantai Marmora telah ditaklukkan oleh bangsa Saljuk. Bahkan kota Konstantinopel pun ikut terancam. Dengan permintaan ini, Paus melihat sebuah peluang untuk mempersatukan kembali gereja Yunani dengan Romawi yang pernah terjadi perpecahan antara keduanya sekitar tahun 1009-1054.
Pada tanggal 26 November 1095 di Clermont ( Perancis Tenggara ), Paus Urbanus II menyampaikan pidato yang berapi-api untuk membakar semangat kaum Kristen, yang dihadiri 225 pendeta besar serta tokoh-tokoh masyarakat di Eropa-Barat. Dalam pidato itu, Paus menyerukan kepada seluruh kaum Kristen, agar ikut ambil bagian dalam perang suci untuk merebut kuburan suci dari tangan orang Muslim, serta menaklukkan mereka. Tuhan menghendaki yang demikian katanya.
Selanjutnya Paus menegaskan bahwa orang-orang yang nanti pergi berperang hartanya akan dilindungi oleh gereja, begitu juga keluarga yang ditinggalkan, dosa pahlawan-pahlawan perang bagaimanapun besarnya akan diampuni, mereka yang mati dalam peperangan atau akibat perang berarti mati suci, dan masuk surga.
Pada tahun 1097 telah berkumpul di Konstantinopel sebanyak 150.000 orang, sebagian besar orang Perancis dan Normandia, dan mereka semua menggunakan simbol Salib, karena itulah peperangan ini disebut Perang Salib. Selanjutnya pidato Paus itu ditutup dengan ucapan ” Deus Vult " ( kehendak Tuhan ). Teriakan Deus Vult itu menggema ke mana-mana dan menimbulkan ketularan psikologi di kalangan orang-orang Kristen Eropa. Maka berduyun-duyunlah raja-raja Kristen di Eropa untuk mendaftarkan dirinya, kemudian diikuti oleh rakyat jelata, bahkan kaum perampok, pembegal, dan penyamun juga ikut dalam peperangan tersebut, karena ingin terbebas dari dosa dan masuk surga.
Meskipun motivasi yang diteriakkan itu bersifat keagamaan, namun tidak semua orang yang ikut dalam Perang Salib ini digerakkan oleh Deus Vult. Beberapa motivasi lain yang membuat mereka ikut serta dalam Perang Salib adalah sebagai berikut:
Sumber:
Tim Penyusun Textbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1981/1982.
Pada tanggal 26 November 1095 di Clermont ( Perancis Tenggara ), Paus Urbanus II menyampaikan pidato yang berapi-api untuk membakar semangat kaum Kristen, yang dihadiri 225 pendeta besar serta tokoh-tokoh masyarakat di Eropa-Barat. Dalam pidato itu, Paus menyerukan kepada seluruh kaum Kristen, agar ikut ambil bagian dalam perang suci untuk merebut kuburan suci dari tangan orang Muslim, serta menaklukkan mereka. Tuhan menghendaki yang demikian katanya.
Selanjutnya Paus menegaskan bahwa orang-orang yang nanti pergi berperang hartanya akan dilindungi oleh gereja, begitu juga keluarga yang ditinggalkan, dosa pahlawan-pahlawan perang bagaimanapun besarnya akan diampuni, mereka yang mati dalam peperangan atau akibat perang berarti mati suci, dan masuk surga.
Pada tahun 1097 telah berkumpul di Konstantinopel sebanyak 150.000 orang, sebagian besar orang Perancis dan Normandia, dan mereka semua menggunakan simbol Salib, karena itulah peperangan ini disebut Perang Salib. Selanjutnya pidato Paus itu ditutup dengan ucapan ” Deus Vult " ( kehendak Tuhan ). Teriakan Deus Vult itu menggema ke mana-mana dan menimbulkan ketularan psikologi di kalangan orang-orang Kristen Eropa. Maka berduyun-duyunlah raja-raja Kristen di Eropa untuk mendaftarkan dirinya, kemudian diikuti oleh rakyat jelata, bahkan kaum perampok, pembegal, dan penyamun juga ikut dalam peperangan tersebut, karena ingin terbebas dari dosa dan masuk surga.
Meskipun motivasi yang diteriakkan itu bersifat keagamaan, namun tidak semua orang yang ikut dalam Perang Salib ini digerakkan oleh Deus Vult. Beberapa motivasi lain yang membuat mereka ikut serta dalam Perang Salib adalah sebagai berikut:
- Sebagian dari pimpinan tentara Salib seperti Bohemond ikut dalam peperangan ini karena didorong oleh kepentingan pribadi, yaitu mendirikan kerajaannya di daerah yang akan ditaklukkan.
- Pedagang-pedagang dari Pisa, Venesia dan Genoa mempunyai kepentingan-kepentingan komersial.
- Orang orang kriminil mengharapkan Perang Salib ini, merupakan jalan menebus dosa,
- Orang-orang yang suka bertualang, yang tak menentu hidupnya melihat Perang Salib sebagai suatu wilayah baru bagi petualangan mereka.
- Sebagian besar masa dari Perancis, Loraine, Italia dan Sicilia yang mendapatkan tekanan ekonomi dan kondisi sosial yang rendah melihat kesempatan ini sebagai satu pertolongan dari pada sebagai satu pengorbanan.
Sumber:
Tim Penyusun Textbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1981/1982.
loading...
0 Response to "Inilah Penyebab Terjadinya Perang Salib"
Post a Comment