Ikrimah Putra Abu Jahal
Nahwu.top | Ikrimah merupakan salah satu musuh Islam dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam yang paling keras sikapnya terhadap umat Islam. Ia berniat untuk membunuh Rasulullah Shallallahu 'alayhi wa sallam pada peperangan di Khandamah.
Dalam peperangan tersebut, tentara Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid berhasil mematahkan serangan tentara yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal hingga tentara Ikrimah banyak yang tewas. Bahkan Ikrimah sendiri terdesak dan terpaksa melarikan diri bersama beberapa orang pengikutnya.
Berkat pertolongan Allah Ta'ala dan ketangkasan pasukan Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, tentara Islam berhasil memasuki kota Makkah. Setelah kota Makkah diduduki oleh pasukan Islam, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam memberi pengampunan kepada penduduknya, kecuali beberapa orang tentara yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal.
Setelah Ikrimah mengetahui bahwa kota Makkah telah diduduki oleh tentara Islam, putra Abu Jahal tersebut bersama beberapa orang tentara dan pengikutnya melarikan diri dari kota Makkah menuju ke arah selatan. Mereka bermaksud pergi ke negeri Yaman. Dalam perjalanan, Ikrimah terpaksa melewati gurun sahara yang panas dan tandus dengan hanya berjalan kaki, sebab mereka keluar dari Makkah dengan sembunyi-sembunyi. Sementara itu, Ikrimah berpikir dan menyusun rencana, bagaimana caranya ingin melawan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam.
Ikrimah tetap menaruh dendam dalam hatinya untuk menentang Rasul. Kalau mampu ia ingin membunuh beliau karena ia khawatir, apabila Islam sempat memerintah di negeri Makkah, maka kemegahan dan keagungan suku Quraisy yang mereka warisi sejak dahulu akan hilang sama sekali. Bahkan Ikrimah juga memikirkan harta kekayaan yang dimilikinya karena menurut dugaannya, apabila Islam memerintah kelak, maka semua hartanya dan juga harta para hartawan Quraisy lainnya dirampas, dan dibagi-bagikan kepada orang miskin. Perasaan inilah yang selalu mendorong Ikrimah untuk terus memusuhi Nabi Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam dan umat Islam lainnya.
Akhirnya apa yang dikhawatirkan dan dirisaukan oleh Ikrimah menjadi kenyataan juga. Kini kemegahan Quraisy dengan adat-istiadat jahiliyahnya sudah hancur-lebur dan tentara Islam telah mencapai kemenangan dengan cemerlang. Sementara Ikrimah sendiri, tidak berani lagi kembali ke kampungnya. Ia tetap menjadi pelarian yang menumpang di negeri orang. Sebab ia takut kepada tentara Islam yang disangka kejam olehnya.
Baca Juga lanjutan kisahnya [ Ikrimah Bin Abu Jahal, Ketika Cahaya Hidayah Menyinari Hatinya ]
Sumber:
Disdik Provinsi NAD, Cerita Teladan Para Sahabat 1, (Jakarta: Dian Rakyat, 2004).
Dalam peperangan tersebut, tentara Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid berhasil mematahkan serangan tentara yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal hingga tentara Ikrimah banyak yang tewas. Bahkan Ikrimah sendiri terdesak dan terpaksa melarikan diri bersama beberapa orang pengikutnya.
Berkat pertolongan Allah Ta'ala dan ketangkasan pasukan Islam yang dipimpin oleh Khalid bin Walid, tentara Islam berhasil memasuki kota Makkah. Setelah kota Makkah diduduki oleh pasukan Islam, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam memberi pengampunan kepada penduduknya, kecuali beberapa orang tentara yang dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal.
Setelah Ikrimah mengetahui bahwa kota Makkah telah diduduki oleh tentara Islam, putra Abu Jahal tersebut bersama beberapa orang tentara dan pengikutnya melarikan diri dari kota Makkah menuju ke arah selatan. Mereka bermaksud pergi ke negeri Yaman. Dalam perjalanan, Ikrimah terpaksa melewati gurun sahara yang panas dan tandus dengan hanya berjalan kaki, sebab mereka keluar dari Makkah dengan sembunyi-sembunyi. Sementara itu, Ikrimah berpikir dan menyusun rencana, bagaimana caranya ingin melawan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam.
Ikrimah tetap menaruh dendam dalam hatinya untuk menentang Rasul. Kalau mampu ia ingin membunuh beliau karena ia khawatir, apabila Islam sempat memerintah di negeri Makkah, maka kemegahan dan keagungan suku Quraisy yang mereka warisi sejak dahulu akan hilang sama sekali. Bahkan Ikrimah juga memikirkan harta kekayaan yang dimilikinya karena menurut dugaannya, apabila Islam memerintah kelak, maka semua hartanya dan juga harta para hartawan Quraisy lainnya dirampas, dan dibagi-bagikan kepada orang miskin. Perasaan inilah yang selalu mendorong Ikrimah untuk terus memusuhi Nabi Shallallahu 'Alayhi Wa Sallam dan umat Islam lainnya.
Akhirnya apa yang dikhawatirkan dan dirisaukan oleh Ikrimah menjadi kenyataan juga. Kini kemegahan Quraisy dengan adat-istiadat jahiliyahnya sudah hancur-lebur dan tentara Islam telah mencapai kemenangan dengan cemerlang. Sementara Ikrimah sendiri, tidak berani lagi kembali ke kampungnya. Ia tetap menjadi pelarian yang menumpang di negeri orang. Sebab ia takut kepada tentara Islam yang disangka kejam olehnya.
Baca Juga lanjutan kisahnya [ Ikrimah Bin Abu Jahal, Ketika Cahaya Hidayah Menyinari Hatinya ]
Sumber:
Disdik Provinsi NAD, Cerita Teladan Para Sahabat 1, (Jakarta: Dian Rakyat, 2004).
loading...
0 Response to "Ikrimah Putra Abu Jahal"
Post a Comment