Agama Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam
Nahwu.top | Sebelum datangnya Islam Bangsa Arab telah menganut agama yang mengakui Allah sebagai Tuhan mereka. Kepercayaan ini diwarisi turun temurun sejak Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS. Qur'an menyebut agama tersebut dengan sebutan Hanif, yakni kepercayaan yang mengakui keesaan Allah sebagai pencipta alam, Tuhan yang menghidupkan dan yang mematikan, Tuhan yang memberi rezeki dan sebagainya.
Kepercayaan kepada Allah tersebut terus diyakini oleh bangsa Arab sampai kerasulan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, hanya saja keyakinan mereka dicampur baurkan dengan tahayul dan kemusyrikan, menyekutukan Tuhan dengan sesuatu saat menyembah dan memohon kepada-Nya, seperti jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif disebut agama Watsaniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada : Anshab (batu yang belum memiliki bentuk), Autsan (patung yang terbuat dari batu) dan Ashnam (patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu).
Penyimpangan itu terjadi secara perlahan, mereka menyatakan berhala-berhala sebagai perantara terhadap Allah. Allah tetap diyakini sebagai yang Maha Agung. Namun di antara Tuhan dengan mahluk-Nya dirasakan ada jarak yang mengantarainya. Berhala-berhala itu lambang untuk malaikat, putera puteri Tuhan. Berhala adalah kiblat atau penentu arah dalam penyembahan dan peribadatan. Berhala merupakan tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka yang harus dihormati dan dipuja. Demikian juga di antara mereka ada yang mempertuhankan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan sebagai unsur yang memberi pengaruh terhadap alam semesta dan kehidupan manusia.
Belum diketahui dengan pasti kapan bangsa Arab itu menyembah Ashnam yang merupakan awal dari penyimpangan terhadap agama Hanif. Sedangkan penyembahan terhadap Autsan ada riwayat yang menyatakan mulai dilakukan sejak abad pertama sebelum Masehi, dan berlanjut dengan penyembahan terhadap Ashnam mulai dilakukan pada akhir abad kedua Masehi.
Pada masa itu Umar bin Luhyi mengadakan perjalanan dari Mekah ke Negeri Syria. Di Balka sudah berdiri kerajaan Amaliqah. ia mendapati penduduk negeri itu menyembah berhala, sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Setelah bertanya tentang apa yang disembah itu, ia memperoleh jawaban bahwa yang disembah penduduk negeri tersebut adalah berhala yang memiliki tuah, mampu mencurahkan hujan dan memberi pertolongan. Ia meminta pada penduduk negeri itu agar memberikan sebuah berhala yang akan dibawanya pulang. Lalu mereka memberikan sebuah patung yang bernama Hubal. Sesampai di Mekah iapun memerintahkan bangsanya untuk menyembah patung tersebut.
Hubal adalah berhala yang terbesar yang diletakkan dalam Ka'bah terbuat dari batu Akik merah berbentuk manusia. Semula tangan patung itu buntung. Nanti bangsa Quraisy yang menggantinya dengan emas.
Selain Hubal banyak berhala yang diletakkan di sekeliling Ka'bah. Nama berhala diberikan berkaitan dengan tujuan penyembahan. Yang terkenal dan ada tersebut dalam Al-Qur'an adalah : Manata yang berarti Yang Maha Kuasa, nama ini ada juga tercantum dalam kitab Talmud ; Patung Manata ini disembah oleh kabilah Huzail dan Khuzaah. Lata yang merupakan perlambang dari mata hari dan Uzza perlambang dari bunga. Ketiga berhala tersebut dipuja dan diagungkan juga oleh bangsa Quraisy terutama ketika mereka tawaf. Dan kepadanya pula mereka mengharapkan syafaat dan pembelaan.
Di samping tiga yang terkenal itu, dikenal pula : Waddan, lambang kasih sayang ; Suwaan, lambang kekerasan ; Yagulsan, lambang kesulitan dan Nasran lambang kekuatan dan kecepatan.
Setiap kabilah atau keluarga mempunyai berhala kesayangan yang disimpan di rumah mereka, dan disembah pada waktu-waktu tertentu. Pemujaan dilakukan dengan mempersembahkan hewan korban dan makanan dihadapan berhala, sebagai tumbal dari suatu nazar atau permohonan yang terkabul. Darah hewan sembelihan disapukan pada berhala yang ditempati bernazar. Meramal nasib juga dilakukan dihadapan berhala dengan menggunakan alat undian yang disebut azlam.
Kabilah-kabilah Arab yang mendiami jazirah Arab umumnya mempunyai Ashnam dan Autsan paporit yang dipujanya. Kabilah Himyar dan Keturunan Balkis menyembah matahari. Kabilah Thaiy menyembah bintang Tsurayah. Kabilah Tamin menyembah al-Dubran. Kabilah Khuzaah dan Quraisy menyembah bintang Syura dan al Abur. Kabilah Rabiah menyembah bulan dan seterusnya.
Tidak semua orang Arab Jahiliyah penyembah ”Watsaniyah” Ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan agama Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termasuk rumpun bangsa Samiyah (Semit). Asal usul Yahudi berpangkal pada nabi Ibrahim AS. Bangsa ini disebut juga bangsa Israel, yaitu turunan dari nabi Ya'kub bin Ibrahim. Nabi Ya’kub disebut juga dengan Israil. Nama Yahudi disandarkan kepada Yahuda, salah seorang dari dua belas putera nabi Ya'kub.
Agama Yahudi sampai ke jazirah Arab dibawa oleh bangsa Israil dari Negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi. Kejadian itu diperkirakan terjadi sekitar abad pertama Masehi. Pengusiran mereka dari negerinya berlangsung terus menerus sehingga berangsur-angsur pula mereka mengungsi ke Yastrib dan sekitarnya.
Pada abad kelima masehi kelompok-kelompok tersebut telah tersebar di sebelah utara jazirah Arab seperti di Taima, Khaibar, Yastrib. Wadi al-Qura kemudian meluas kebahagiaan selatan di Yaman dan Najran, Penyebaran mereka di Jazirah Arab terutama melalui jalur perdagangan. jatuhnya Himyariyah ke bawah kekuasaan Nasrani, kelemahan mereka untuk mengangkat pedang terhadap kekuasaan Persia dan Romawi, di samping itu mereka juga terkenal sebagai bangsa yang cerdas dan licik, maka dengan kemampuan yang mereka miliki ajaran-ajaran agamanya disiarkan pula pada beberapa kabilah-kabilah Arab. Dan ajaran-ajarannya itu tidak ditentang oleh pemuka-pemuka kabilah sebab sejalan dengan pikiran keagamaan bangsa Arab yang memang berakar pada ajaran Nabi Ibrahim.
Al-Masih (Nabi Isa AS) dibangkitkan untuk menyeru kaum Bani Israil untuk menyembah Allah, berbudi luhur, menyayangi si lemah, zuhud dari kehidupan dunia dan memperbanyak amalan ukhrawiyah. Ajaran-ajaran al-Masih disiarkan oleh sahabat-sahabatnya. Sabda al-Masih dan ceritera kehidupannya dihimpun dalam kitab Injil. Terkenal ada empat Injil yang diberi nama menurut nama pengarangnya, yaitu : Matius ditulis 42 M, Markus ditulis 45 atau 55 M, Lukas ditulis 53 M. clan Yohannes ditulis 65 M. Dalam Injil tersebut dijelaskan ketuhanan Allah sebagai Bapak dan al-Masih sebagai anak, dan begitu pula ajaran-ajaran al-Masih lainnya. Agama ini mulai bertumbuh dalam kekuasaan kerajaan Romawi, terutama pada zaman Konstantin Agung. Kerajaan ini pewaris kebudayaan Yunani yang menganut kepercayaan politeisme. Pertumbuhan agama Nasrani bermula dari Palestina kemudian tersiar ke benua Eropah kemudian tersebar pula di dalam wilayah kerajaan Romawi di Afrika bagian utara dan Asia Kecil.
Sejak abad pertama Masehi bangsa Arab telah memiliki hubungan dengan pemeluk agama Masehi, saat mengadakan perdagangan ke wilayah kerajaan Romawi dan ke Negeri Habsyi. Agama ini berkembang dikalangan bangsa Arab pada abad ke-6 Masehi. Beberapa kabilah menjadi pemeluknya, yaitu kabilah Taglib, Gassasinah dan Qudhaah di sebelah utara jazirah Arab dan Yaman di sebelah selatan.
Pada masa itu agama Masehi terpecah-pecah kepada beberapa aliran dan mazhab. Nusthuriyah tersiar di Hirah dan Yakubiyah di Gassasinah, dan Syria. Kota yang menjadi pusat penyiaran agama ini bernama Najran. Kota yang dikelilingi wilayah pertanian yang subur. Penduduknya ramai dengan mata pencaharian bertani, bertenun Sutera, menyamak kulit binatang dan membuat peralatan perang.
Meskipun kehidupan keagamaan di kalangan bangsa Arab Jahiliyah beraneka ragam menjelang kenabian, tetapi ada juga kelompok dalam masyarakat yang terbebas dari pengaruh agama Watsaniyah, agama Yahudi dan agama Masehi. Kelompok itu tetap berpegang teguh pada ajaran Hanif, menyeru untuk mengesakan Allah dan melepaskan diri dari pengaruh adat Jahiliyah, seperti membunuh bayi wanita, meminum khamar dan bermain judi. Mereka yakin akan dekatnya masa kebangkitan seorang rasul yang akan membawa kepada jalan yang benar dengan melaksanakan kebajikan dan menghentikan kemungkinan. Di antara mereka itu ialah Umayah bin Abi Shalat seorang penyair, Waraqah bin Naufal seorang yang memiliki naskah kitab Injil, Qais bin Saodah al-Abady seorang yang arif bijaksana, ahli pidato dan hakim.
Pada umumnya bangsa Arab dapat dikatakan tidak meninggalkan agama Hanif itu. Beberapa ajarannya tetap terpelihara dan dijalankan dengan patuh. Hanya saja dibaurkan dengan upacara pemujaan kepada berhala-berhala. Ka'bah sebagai rumah ibadah tetap dimuliakan dan Mekah tetap dianggap sebagai kota suci dan pusat peribadatan. Tiap tahun mereka mengadakan ziarah dan mengerjakan ibadah haji. Di tengah-tengah pelaksanaan ibadah itu mereka mengadakan penyimpangan. Misalnya mereka tawaf mengelilingi Ka'bah tanpa busana, dan sebagainya.
Sumber:
Tim Penyusun Textbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1981/1982.
Kepercayaan kepada Allah tersebut terus diyakini oleh bangsa Arab sampai kerasulan Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, hanya saja keyakinan mereka dicampur baurkan dengan tahayul dan kemusyrikan, menyekutukan Tuhan dengan sesuatu saat menyembah dan memohon kepada-Nya, seperti jin, roh, hantu, bulan, matahari, tumbuh-tumbuhan, berhala dan sebagainya. Kepercayaan yang menyimpang dari agama Hanif disebut agama Watsaniyah, yaitu agama yang mempersyarikatkan Allah dengan mengadakan penyembahan kepada : Anshab (batu yang belum memiliki bentuk), Autsan (patung yang terbuat dari batu) dan Ashnam (patung yang terbuat dari kayu, emas, perak, logam dan semua patung yang tidak terbuat dari batu).
Penyimpangan itu terjadi secara perlahan, mereka menyatakan berhala-berhala sebagai perantara terhadap Allah. Allah tetap diyakini sebagai yang Maha Agung. Namun di antara Tuhan dengan mahluk-Nya dirasakan ada jarak yang mengantarainya. Berhala-berhala itu lambang untuk malaikat, putera puteri Tuhan. Berhala adalah kiblat atau penentu arah dalam penyembahan dan peribadatan. Berhala merupakan tempat bersemayamnya roh nenek moyang mereka yang harus dihormati dan dipuja. Demikian juga di antara mereka ada yang mempertuhankan binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan sebagai unsur yang memberi pengaruh terhadap alam semesta dan kehidupan manusia.
Belum diketahui dengan pasti kapan bangsa Arab itu menyembah Ashnam yang merupakan awal dari penyimpangan terhadap agama Hanif. Sedangkan penyembahan terhadap Autsan ada riwayat yang menyatakan mulai dilakukan sejak abad pertama sebelum Masehi, dan berlanjut dengan penyembahan terhadap Ashnam mulai dilakukan pada akhir abad kedua Masehi.
Pada masa itu Umar bin Luhyi mengadakan perjalanan dari Mekah ke Negeri Syria. Di Balka sudah berdiri kerajaan Amaliqah. ia mendapati penduduk negeri itu menyembah berhala, sesuatu yang belum pernah dilihat sebelumnya. Setelah bertanya tentang apa yang disembah itu, ia memperoleh jawaban bahwa yang disembah penduduk negeri tersebut adalah berhala yang memiliki tuah, mampu mencurahkan hujan dan memberi pertolongan. Ia meminta pada penduduk negeri itu agar memberikan sebuah berhala yang akan dibawanya pulang. Lalu mereka memberikan sebuah patung yang bernama Hubal. Sesampai di Mekah iapun memerintahkan bangsanya untuk menyembah patung tersebut.
Hubal adalah berhala yang terbesar yang diletakkan dalam Ka'bah terbuat dari batu Akik merah berbentuk manusia. Semula tangan patung itu buntung. Nanti bangsa Quraisy yang menggantinya dengan emas.
Selain Hubal banyak berhala yang diletakkan di sekeliling Ka'bah. Nama berhala diberikan berkaitan dengan tujuan penyembahan. Yang terkenal dan ada tersebut dalam Al-Qur'an adalah : Manata yang berarti Yang Maha Kuasa, nama ini ada juga tercantum dalam kitab Talmud ; Patung Manata ini disembah oleh kabilah Huzail dan Khuzaah. Lata yang merupakan perlambang dari mata hari dan Uzza perlambang dari bunga. Ketiga berhala tersebut dipuja dan diagungkan juga oleh bangsa Quraisy terutama ketika mereka tawaf. Dan kepadanya pula mereka mengharapkan syafaat dan pembelaan.
Di samping tiga yang terkenal itu, dikenal pula : Waddan, lambang kasih sayang ; Suwaan, lambang kekerasan ; Yagulsan, lambang kesulitan dan Nasran lambang kekuatan dan kecepatan.
Setiap kabilah atau keluarga mempunyai berhala kesayangan yang disimpan di rumah mereka, dan disembah pada waktu-waktu tertentu. Pemujaan dilakukan dengan mempersembahkan hewan korban dan makanan dihadapan berhala, sebagai tumbal dari suatu nazar atau permohonan yang terkabul. Darah hewan sembelihan disapukan pada berhala yang ditempati bernazar. Meramal nasib juga dilakukan dihadapan berhala dengan menggunakan alat undian yang disebut azlam.
Kabilah-kabilah Arab yang mendiami jazirah Arab umumnya mempunyai Ashnam dan Autsan paporit yang dipujanya. Kabilah Himyar dan Keturunan Balkis menyembah matahari. Kabilah Thaiy menyembah bintang Tsurayah. Kabilah Tamin menyembah al-Dubran. Kabilah Khuzaah dan Quraisy menyembah bintang Syura dan al Abur. Kabilah Rabiah menyembah bulan dan seterusnya.
Tidak semua orang Arab Jahiliyah penyembah ”Watsaniyah” Ada beberapa kabilah yang menganut agama Yahudi dan agama Masehi. Agama Yahudi dianut oleh bangsa Yahudi yang termasuk rumpun bangsa Samiyah (Semit). Asal usul Yahudi berpangkal pada nabi Ibrahim AS. Bangsa ini disebut juga bangsa Israel, yaitu turunan dari nabi Ya'kub bin Ibrahim. Nabi Ya’kub disebut juga dengan Israil. Nama Yahudi disandarkan kepada Yahuda, salah seorang dari dua belas putera nabi Ya'kub.
Agama Yahudi sampai ke jazirah Arab dibawa oleh bangsa Israil dari Negeri Asyur. Mereka diusir oleh kerajaan Romawi yang beragama Masehi. Kejadian itu diperkirakan terjadi sekitar abad pertama Masehi. Pengusiran mereka dari negerinya berlangsung terus menerus sehingga berangsur-angsur pula mereka mengungsi ke Yastrib dan sekitarnya.
Pada abad kelima masehi kelompok-kelompok tersebut telah tersebar di sebelah utara jazirah Arab seperti di Taima, Khaibar, Yastrib. Wadi al-Qura kemudian meluas kebahagiaan selatan di Yaman dan Najran, Penyebaran mereka di Jazirah Arab terutama melalui jalur perdagangan. jatuhnya Himyariyah ke bawah kekuasaan Nasrani, kelemahan mereka untuk mengangkat pedang terhadap kekuasaan Persia dan Romawi, di samping itu mereka juga terkenal sebagai bangsa yang cerdas dan licik, maka dengan kemampuan yang mereka miliki ajaran-ajaran agamanya disiarkan pula pada beberapa kabilah-kabilah Arab. Dan ajaran-ajarannya itu tidak ditentang oleh pemuka-pemuka kabilah sebab sejalan dengan pikiran keagamaan bangsa Arab yang memang berakar pada ajaran Nabi Ibrahim.
Al-Masih (Nabi Isa AS) dibangkitkan untuk menyeru kaum Bani Israil untuk menyembah Allah, berbudi luhur, menyayangi si lemah, zuhud dari kehidupan dunia dan memperbanyak amalan ukhrawiyah. Ajaran-ajaran al-Masih disiarkan oleh sahabat-sahabatnya. Sabda al-Masih dan ceritera kehidupannya dihimpun dalam kitab Injil. Terkenal ada empat Injil yang diberi nama menurut nama pengarangnya, yaitu : Matius ditulis 42 M, Markus ditulis 45 atau 55 M, Lukas ditulis 53 M. clan Yohannes ditulis 65 M. Dalam Injil tersebut dijelaskan ketuhanan Allah sebagai Bapak dan al-Masih sebagai anak, dan begitu pula ajaran-ajaran al-Masih lainnya. Agama ini mulai bertumbuh dalam kekuasaan kerajaan Romawi, terutama pada zaman Konstantin Agung. Kerajaan ini pewaris kebudayaan Yunani yang menganut kepercayaan politeisme. Pertumbuhan agama Nasrani bermula dari Palestina kemudian tersiar ke benua Eropah kemudian tersebar pula di dalam wilayah kerajaan Romawi di Afrika bagian utara dan Asia Kecil.
Sejak abad pertama Masehi bangsa Arab telah memiliki hubungan dengan pemeluk agama Masehi, saat mengadakan perdagangan ke wilayah kerajaan Romawi dan ke Negeri Habsyi. Agama ini berkembang dikalangan bangsa Arab pada abad ke-6 Masehi. Beberapa kabilah menjadi pemeluknya, yaitu kabilah Taglib, Gassasinah dan Qudhaah di sebelah utara jazirah Arab dan Yaman di sebelah selatan.
Pada masa itu agama Masehi terpecah-pecah kepada beberapa aliran dan mazhab. Nusthuriyah tersiar di Hirah dan Yakubiyah di Gassasinah, dan Syria. Kota yang menjadi pusat penyiaran agama ini bernama Najran. Kota yang dikelilingi wilayah pertanian yang subur. Penduduknya ramai dengan mata pencaharian bertani, bertenun Sutera, menyamak kulit binatang dan membuat peralatan perang.
Meskipun kehidupan keagamaan di kalangan bangsa Arab Jahiliyah beraneka ragam menjelang kenabian, tetapi ada juga kelompok dalam masyarakat yang terbebas dari pengaruh agama Watsaniyah, agama Yahudi dan agama Masehi. Kelompok itu tetap berpegang teguh pada ajaran Hanif, menyeru untuk mengesakan Allah dan melepaskan diri dari pengaruh adat Jahiliyah, seperti membunuh bayi wanita, meminum khamar dan bermain judi. Mereka yakin akan dekatnya masa kebangkitan seorang rasul yang akan membawa kepada jalan yang benar dengan melaksanakan kebajikan dan menghentikan kemungkinan. Di antara mereka itu ialah Umayah bin Abi Shalat seorang penyair, Waraqah bin Naufal seorang yang memiliki naskah kitab Injil, Qais bin Saodah al-Abady seorang yang arif bijaksana, ahli pidato dan hakim.
Pada umumnya bangsa Arab dapat dikatakan tidak meninggalkan agama Hanif itu. Beberapa ajarannya tetap terpelihara dan dijalankan dengan patuh. Hanya saja dibaurkan dengan upacara pemujaan kepada berhala-berhala. Ka'bah sebagai rumah ibadah tetap dimuliakan dan Mekah tetap dianggap sebagai kota suci dan pusat peribadatan. Tiap tahun mereka mengadakan ziarah dan mengerjakan ibadah haji. Di tengah-tengah pelaksanaan ibadah itu mereka mengadakan penyimpangan. Misalnya mereka tawaf mengelilingi Ka'bah tanpa busana, dan sebagainya.
Sumber:
Tim Penyusun Textbook Sejarah dan kebudayaan Islam Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam, Sejarah dan Kebudayaan Islam, 1981/1982.
loading...
0 Response to "Agama Bangsa Arab Sebelum Datangnya Islam"
Post a Comment