-->

Balaghah - Keindahan Bahasa Arab bagian 2

Umat Islam dan bangsa Arab sangat mencintai keindahan dan kefasihan bahasa, hal ini diungkapkan dalam sebuah sumber sejarah. Sehingga dikisahkan, pada tahun 823 M terjadi bencana banjir yang memporak-porandakan kota mekkah. Untuk meringankan beban penduduk kota mekkah, Khalifah mengirimkan bantuan sekaligus sepucuk surat yang berisikan ucapan bela sungkawa.

Penduduk Mekkah begitu terkesima tatkala mendengar keindahan bahasa yang tertulis dalam surat khalifah tersebut, bahkan mereka lebih fokus terhadap isi surat bela sungkawa yang penuh kata-kata indah tersebut daripada bantuan material yang dikirim oleh khalifah

Balaghah - Keindahan Bahasa Arab bagian 2

Umat Islam tidak hanya menyenangi Aspek balaghah dalam bentuk tampilan luar seperti susunan kalimat formal saja, tetapi juga isinya. Seorang penyair yang bernama Al-Asma'i mempunyai ketinggian balaghah, namun syair-syairnya tidak berisi.

Sedangkan penyair Abu Ubaydah dengan syair-syairnya yang padat berisi, namun kurang memiliki balaghah. Hal ini juga terjadi pada Tsalab yang mempunyai ilmu tinggi, namun ternyata dia tidak dapat menulis dengan balaghah yang tinggi. Bahkan surat-surat yang ia tulis tidak jauh berbeda dengan yang ditulis oleh orang awam.

Seorang sastrawan dituntut untuk memiliki kelancaran dan keindahan dalam berbahasa. Tanpa kemahiran tersebut, seseorang tidak akan mungkin menjadi sastrawan. Keindahan dan kelembutan berbahasa merupakan pokok kajian yang tiada habisnya, darinya telah muncul banyak sekali ungkapan yang indah dan bermakna dalam kepustakaan sastra yang telah muncul sejak periode awal Islam.

Seorang sastrawan yang bernama Ja'far Ibnu Yahya Ibnu Khalid Al-Barmaki mengatakan bahwa balaghah adalah sebuah usaha untuk menyampaikan pemikiran yang baik dan mengatakan banyak hal dengan sedikit kata-kata.

Sementara itu, Sekretaris Khalifah Dinasti Umayyah yang terakhir yaitu Abdul Hamid berujar juga ikut berkomentar, “Orang yang tidak mempunyai kemampuan balaghah tidak memiliki kebesaran, meskipun kedudukannya setinggi langit.”

Khalifah Al-Ma'mun juga dikisahkan pernah membuat pengertian balaghah sambil mengutip ungkapan Khalifah Harun Al-Rasyid ayahnya. “Balaghah adalah mengatur kalimat sehingga tidak kehabisan nafas, berupaya mencapai tujuan yang diinginkan, menyampaikan banyak makna dengan sedikit kata-kata,”.

Sementara itu, seorang cendekiawan yang bernama Ibnu Al-Mu'tazz, menjelaskan bahwa balaghah adalah pengujaran kata-kata yang segera mencapai sasaran sebelum pembicaran terlalu panjang. Seorang penyair juga berkata, “Tak ada sesuatu pun yang bisa mengantarkan seseorang pada sumber kehidupan yang seefektif balaghah.” Bahkan sebuah hadis menyatakan, kata-kata yang baligh (ringkas dan bermakna) adalah bahasa murni yang mempesona. [ Sumber: Republika.co.id ]
loading...

0 Response to "Balaghah - Keindahan Bahasa Arab bagian 2"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel