-->

Menjelaskan Tentang Isim-Isim yang Dijarkan

ِِAssalamu'alaikum! Baik di sekolah, di kampus atau di mana saja, pastilah teman-teman pernah mendengar tentang Isim-isim yang dijarkan. Namun bagi yang sedang membaca artikel ini, pasti dia belum mengerti atau mungkin sudah mengerti tapi lupa perihal Isim-isim yang dijarkan, hehe. Maka dari itu, mari dibaca artikel berikut!

Menjelaskan Tentang Isim-Isim yang Dijarkan

Isim-isim yang dijarkan itu ada tiga macam:
1. Isim yang dijarkan dengan huruf. Contoh: بِسْمِ الله
2. Isim yang dijarkan dengan idhafah. Contoh: بِسْمِ الله
3. Isim yang mengikuti lafaz yang dijarkan. Contoh: بِسْمِ الله الرحمنِ الرَّحِيمِ

Isim yang Dijarkan dengan Huruf

Isim yang dijarkan dengan huruf ialah yang dijarkan oleh:
من، إلى، عن، على، في، الباء، الكاف، اللام، حتى، الواو، التاء، رب، منذ، مذ.

Tujuh huruf jar berikut, yaitu:  ( من، إلى، عن، على، في، الباء، الكاف ) berfungsi menjarkan isim zhahir dan isim dhamir, seperti contoh-contoh berikut ini:

مِنْكَ وَِمِنْ نُوْحٍ = Darimu dan dari Nuh. (al-Ahzab:1).
>>>>>>[Isim dhamir dan isim Zhahir]

إلىَ اللهِ مَرْجِعُكُمْ = Hanya kepada Allah kalian kembali. (al-Maidah;48)
>>>>>>[Isim zhahir]

لَتَرْكَبُنَّ طَبَقًا عن طَبَقٍ = Sesungguhnya kalian melalui tingkat demi tingkat. (al-Insyiqaq:19)
>>>>>>[Isim zhahir]

رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضَعُوْا عَنْهُ = Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha terhadap-Nya. (al-Maidah:119)
>>>>>>[Isim dhamir]

وَعَلَيْهَا وَعَلَى الفلكِ = Dan di atas punggung binatang-binatang ternak itu dan (juga) di atas perahu-perahu. (al-Mu'minun:22)
>>>>>>[Isim dhamir dan isim Zhahir]

وَفي الأَرْضِ آياتٌ = Dan di bumi itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah). (adz-Dzariyat:20)
>>>>>>[Isim zhahir]

وَفِيْهَا مَا تَشْتَهِيْهُ الأَنْفُسُ  = Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati. (az-Zukhruf:71)
>>>>>>[Isim dhamir]

آمنوا باللهِ : Berimanlah kalian kepada Allah. (an-Nisa':136)
>>>>>>[Isim zhahir]

آمِنُوْا بِهِ = Berimanlah kalian kepada-Nya. (al-Isra':107)
>>>>>>[Isim dhamir]

لله ما في السَّماوَاتِ : Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada di langit. (al-Baqarah:284)
>>>>>>[Isim zhahir]

لَهُ ما في السَّماوَاتِ = Kepunyaan-Nyalah apa yang ada di langit. (asy-Syura:4)
>>>>>>[Isim dhamir]

Sedangkan tujuh huruf jar yang terakhir yaitu: (اللام، حتى، الواو، التاء، رب، منذ، مذ) dikhususkan untuk isim dhahir dan tidak masuk kepada isim dhamir. Diantaranya tidak dikhususkan untuk isim dhahir secara dzatnya, yaitu: الكاف، حَتَّى، الواو . Contoh Kaf seperti berikut:
علي كَاْلأسَدِ : Ali seperti singa (pemberani). Namun terkadang kaf itu masuk kepada dhamir karena darurat syair.

Sedangkan contoh hatta adalah:
أَكَلْتُ الَّسَّمَكَةَ حَتَّى رَأْسِهَا = Aku telah memakan ikan hingga kepalanya.

Contoh waw adalah:
وَاْلعَصْرِ = Demi masa

Diantaranya ada yang dikhususkan kepada lafaz الله dan lafazh ربَّ yang dimudhafkan kepada lafaz اْلكَعْبَةُ atau ya mutakallim, yaitu ta seperti pada contoh:

تَاللهِ = Demi Allah

تَرَبَّ اْلكَعْبَةِ = Demi Rann Ka'bah

تَرّبِّيْ = Demi Tuhanku

Jarang dikatakan seperti berikut:

تَالرَّحْمنِ = Demi yang maha pemurah

تَحَيَاتِكَ = Demi hidupmu

Diantaranya ada yang dikhususkan dengan isim zaman, yaitu lafazh منذ dan lafazh مذ seperti dalam contoh berikut:

مَا رَأَيْتُهُ مُنْذُ يَوْمِ اْلجُمُعَةِ = Aku tidak melihatnya lagi sejak hari jum'at.

مَا رَأَيْتُهُ مُذُ يَوْمَيْنِ = Aku tidak melihatnya lagi sejak dua hari.

Diantaranya ada yang dikhususkan pada isim nakirah, yaitu lafazh رُبَّ seperti contoh berikut:

رُبَّ رَجُلٍ في الدَّارِ = Banyak sekali atau sedikit sekali laki-laki di rumah.

Lafazh Rubba terkadang masuk kepada isim dhamir ghaib yang menyertai mufrad, mudzakkar, dan penjelasan dengan tamyiz sesudahnya sesuai dengan maknanya, seperti dalam contoh:

رُبَّهُ فِتْيَةً = Banyak sekali atau sedikit sekali pemuda itu.

Terkadang lafazh Rubba dibuang sesudah waw, tetapi 'amalnya masih tetap menjarkan, seperti yang terdapat dalam ungkapan seorang penyair:

وَلَيْلٍ كَمَوْجِ اْلبَحْرِ أرْخَى سُدُوْلَهُ * عَلَيَّ بِأَنْوَاعِ اْلهُمُوْمِ لِيَبْتَلِيَ
Berapa malam bagaikan ombak lautan menutupkan kelambunya yang pekat kepadaku secara beruntun dengan berbagai macam kesusahan untuk mengujiku.

Juga banyak terjadi sesudah fa, seperti yang terdapat dalam perkataan seorang penyair:

فَمِثْلِكِ حُبْلَى قَدْ طَرَقْتُ وَمُرْضِعٍ * فَألْهَيْتُهَا عَنْ ذِيْ تَمَائِمَا مُحْوِلٍ 

Sudah berapa banyak wanita yang sedang mengandung kudatangi di malam hari seperti kamu, dan wanita yang sedang menyusui, lalu aku bermesraan dengannya sehingga ia tidak menghiraukan bayinya lagi.

Sedangkan Rubba yang dibuang sesudah bal sedikit, seperti yang terdapat dalam perkataan seorang penyair:

بَلْ مُهِمَّةٍ قَطَعْتَ بَعدَ مُهِمَّةٍ
Bahkan sudah seberapa banyak masalah penting yang anda putuskan setelah masalah penting lainnya.

Sedikit sekali (rubba dibuang dan membiarkan beramal) tanpa memakai huruf tersebut (yaitu waw, fa, dan bal), seperti contohnya yang ada dalam perkataan seorang penyair:

رَسْمِ دَارٍ وَقَفْتُ في طَلَلِهِ * كِدْتُ أَقْضِى اْلحَيَاةَ مِنْ جَلَلِهِ 

Sudah berapa banyak bekas-bekas rumah (kekasih) aku telah berhenti pada reruntuhannya, yang hampir saja umurku kuhabiskan untuk itu.

Maa dapat ditambahkan sesudah min, 'an, dan ba, tetapi tidak dapat mencegahnya untuk tetap beramal (menjarkan), seperti dalam firman Allah berikut:

مِمَّا خَطِيئَتِهِمْ اُغْرِقُوْا = Disebutkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan (Nuh:25)

عَمَّا قَلِيلٍ لَّيُصْبِحُنَّ نَدِمِيْنَ = dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal. (al-mu'minun:40)

فَبِمَا نَقْضِهِمْ مِّيْثَاقَهُم = Maka (kami lakukan terhadap mereka beberapa tindakan), disebabkan mereka melanggar perjanjian itu. (an-Nisa:155).

Dan maa ditambahkan (pula) sesudah kaff dan rubba, maka pada umumnya mencegah keduanya dari beramal sehingga dalam keadaan demikian keduanya dapat memasuki jumlah (fi'liyah dan ismiyyah).

Contoh jumlah ismiyah terdapat dalam perkataan seorang penyair berikut ini:

أخٌ مَاجِدٌ لَمْ يُخْزِنِي يوم مَشْهَدٍ * كَمَا سَيْفُ عَمْرٍ وَلَمْ تَخُنْهُ مَضَارِبُهُ 

Dia adalah saudara yang mulia, tidak membuatku sedih pada hari peperangan sebagaimana pukulan pedang 'Amr yang tidak mampu membinasakannya.

Dan jumlah fi'liyah seperti yang terdapat dalam perkataan seorang penyair:

رُبَّمَا أَوْفَيْتُ في عِلْمٍ * تَرْفَعْنَ ثَوْبِي شِمَالاَتٍ
Telah banyak sekali ilmu yang kuselesaikan sehingga dapat mengangkat bajuku ke sebelah kiri.

Terkadang maa tidak mencegah kaff dan rubba (dari beramal), seperti yang terdapat dalam perkataan seorang penyair:

رُبَّمَا ضَرْبَةٍ بِسَيْفٍ صَقِيْلٍ * بَيْنَ بَصْرَى وَطَعْنَةٍ نَجْلَاءَ 

Banyak sekali pukulan dengan pedang yang tajam disekitar kota Bashra dan tusukan tombak.

Dan perkataan seorang penyair:

وَنَنْصُرُ مَةْلاَنَا وَنَعْلَمُ أنَّهُ * كَمَا النَّسِ مَجْرُوْمٌ عَلَيْهِ وَجَارِمُ 

Dan kami membela teman-teman kami, sedangkan kami mengetahui bahwa mereka sama dengan manusia lainnya, yaitu terkadang dianiaya dan terkadang menganiaya.

Baca Juga : Isim yang Dijarkan dengan Idhafah

Terimakasih telah membaca artikel tentang Isim-isim yang dijarkan, semoga bermanfaat!
loading...

0 Response to "Menjelaskan Tentang Isim-Isim yang Dijarkan"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel