Kisah Nabi Adam dan Idris Lengkap dan Ringkas
Nabi adalah seorang manusia biasa yang mendapatkan keistimewaan menerima wahyu dari Allah Ta'ala. Di antara para Nabi ada yang diamanatkan untuk menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Nabi yang demikian itu disebut Rasul. Semua Nabi dan Rasul biasanya diberikan mukjizat, yaitu suatu perbuatan luar biasa yang dapat dilakukan oleh para nabi dan rasul yang biasanya digunakan untuk membuktikan diri mereka sebagai seorang Nabi atau Rasul.
Semua rasul adalah Nabi, namun tidak semua Nabi adalah Rasul. Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta'ala menyinggung sebanyak 25 Nabi dan rasul. Nabi dan rasul tersebut ialah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Ismail, Luth, Ishaq, Ya‘qub, Yusuf, Ayyub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad.
Iblis menolak perintah itu karena ia yang diciptakan dari api merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan Adam yang terbuat dari tanah. Sebagai ganjaran atas penolakan itu, Allah mengusir iblis dari surga dan melaknatnya hingga hari kiamat. Iblis bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan anak keturunannya sebagai balasan bagi Adam yang dianggapnya telah menyebabkannya diusir dari surga.
Semula Nabi Adam AS tingal seorang diri di surga. Kemudian Allah menjadikan Hawa sebagai istri Adam. Iblis tak henti-hentinya menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang dilarang Allah SWT untuk dimakan di dalam surga. Suatu saat Adam dan Hawa lengah, buah khuldi yang terlarang itu mereka makan.
Walaupun Adam dan Hawa menyatakan bertaubat dan kemudian Allah menerima taubatnya, namun Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, keluar dari surga. Kisah penciptaan Adam dan pembangkangan iblis dinyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 30-38 dan surah al-A'raf ayat 11-25.
Di bumi, pasangan Adam dan Hawa memiliki keturunan. Turunan pertama dari pasangan tersebut ialah anak kembar, yakni Qabil, seorang anak laki-laki, dan Iqlima, seorang anak perempuan. Sesudah itu lahir pula pasangan kembar, Habil (laki-laki) dan Labuda (perempuan). Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS memperoleh petunjuk agar menikahkan Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak hal tersebut karena Iqlima lebih cantik dibandingkan Labuda. Akhirnya Nabi Adam memutuskan untuk menyerahkan hal tersebut kepada Allah yang kemudian menyuruh kedua putra Adam untuk berkurban. Barangsiapa yang diterima kurbannya, dialah yang berhak menentukan pilihan jodohnya.
Habil mengambil seekor kambing yang paling disayanginya di antara binatang peliharaannya untuk dikurbankan, sedangkan Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban Habil. Dengan demikian Habil berhak menentukan pilihannya.
Qabil sangat tidak puas dengan kejadian tersebut. Pada suatu kesempatan, atas hasutan iblis, ia membunuh Habil. Peristiwa itu merupakan pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Setelah saudaranya tewas, Qabil merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan dengan jenazah saudaranya itu.
Allah yang tidak ingin mayat hamba-Nya yang saleh tersia-sia memberikan contoh kepada Qabil tentang cara yang harus dilakukannya terhadap mayat saudaranya. Qabil akhirnya mengubur jenazah Habil dengan meniru perilaku burung gagak yang menggali tanah untuk menguburkan mayat lawannya yang kalah dalam pertarungan. Kisah putra-putra Nabi Adam AS ini diceritakan dalam surah aI-Maidah ayat 27-32.
Di dalam Al-Quran terdapat dua ayat tentang Nabi Idris, yakni di dalam surah Maryam ayat 56 yang artinya: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi" dan ayat 57 yang artinya: "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris hidup di Mesir. Ia berdakwah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah SWT. Ia wafat ketika berusia 82 tahun. Ketika melakukan isra mi'raj, Nabi Muhammad berjumpa dengan Nabi Idris di langit keenam dan beliau memberi salam kepadanya.
Semua rasul adalah Nabi, namun tidak semua Nabi adalah Rasul. Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta'ala menyinggung sebanyak 25 Nabi dan rasul. Nabi dan rasul tersebut ialah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Ismail, Luth, Ishaq, Ya‘qub, Yusuf, Ayyub, Zulkifli, Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, dan Muhammad.
1. Nabi Adam 'Alaihissalam
Nabi Adam adalah adalah manusia pertama sekaligus Nabi dan Rasul pertama. Ia diciptakan dari tanah, kemudian ditiupkan roh oleh Allah Ta'ala kepadanya . Setelah Adam tercipta sempurna, Allah memerintahkan para malaikat dan iblis untuk bersujud di hadapan Adam sebagai bentuk penghormatan terhadapnya.Iblis menolak perintah itu karena ia yang diciptakan dari api merasa lebih tinggi derajatnya dibandingkan Adam yang terbuat dari tanah. Sebagai ganjaran atas penolakan itu, Allah mengusir iblis dari surga dan melaknatnya hingga hari kiamat. Iblis bersumpah untuk senantiasa menyesatkan Adam dan anak keturunannya sebagai balasan bagi Adam yang dianggapnya telah menyebabkannya diusir dari surga.
Semula Nabi Adam AS tingal seorang diri di surga. Kemudian Allah menjadikan Hawa sebagai istri Adam. Iblis tak henti-hentinya menggoda Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi, satu-satunya buah yang dilarang Allah SWT untuk dimakan di dalam surga. Suatu saat Adam dan Hawa lengah, buah khuldi yang terlarang itu mereka makan.
Walaupun Adam dan Hawa menyatakan bertaubat dan kemudian Allah menerima taubatnya, namun Adam dan Hawa diturunkan ke bumi, keluar dari surga. Kisah penciptaan Adam dan pembangkangan iblis dinyatakan dalam surah al-Baqarah ayat 30-38 dan surah al-A'raf ayat 11-25.
Di bumi, pasangan Adam dan Hawa memiliki keturunan. Turunan pertama dari pasangan tersebut ialah anak kembar, yakni Qabil, seorang anak laki-laki, dan Iqlima, seorang anak perempuan. Sesudah itu lahir pula pasangan kembar, Habil (laki-laki) dan Labuda (perempuan). Setelah keempat anaknya dewasa, Nabi Adam AS memperoleh petunjuk agar menikahkan Qabil dengan Labuda dan Habil dengan Iqlima.
Namun Qabil menolak hal tersebut karena Iqlima lebih cantik dibandingkan Labuda. Akhirnya Nabi Adam memutuskan untuk menyerahkan hal tersebut kepada Allah yang kemudian menyuruh kedua putra Adam untuk berkurban. Barangsiapa yang diterima kurbannya, dialah yang berhak menentukan pilihan jodohnya.
Habil mengambil seekor kambing yang paling disayanginya di antara binatang peliharaannya untuk dikurbankan, sedangkan Qabil mengambil sekarung gandum yang paling jelek dari yang dimilikinya. Allah menerima kurban Habil. Dengan demikian Habil berhak menentukan pilihannya.
Qabil sangat tidak puas dengan kejadian tersebut. Pada suatu kesempatan, atas hasutan iblis, ia membunuh Habil. Peristiwa itu merupakan pembunuhan pertama dalam sejarah manusia. Setelah saudaranya tewas, Qabil merasa bingung tentang apa yang harus dilakukan dengan jenazah saudaranya itu.
Allah yang tidak ingin mayat hamba-Nya yang saleh tersia-sia memberikan contoh kepada Qabil tentang cara yang harus dilakukannya terhadap mayat saudaranya. Qabil akhirnya mengubur jenazah Habil dengan meniru perilaku burung gagak yang menggali tanah untuk menguburkan mayat lawannya yang kalah dalam pertarungan. Kisah putra-putra Nabi Adam AS ini diceritakan dalam surah aI-Maidah ayat 27-32.
2. Nabi Idris 'Alaihissalam
Nabi Idris adalah Nabi yang pandai menulis, menjahit, mengetahui ilmu bintang, dan menunggangi kuda. Nabi Idris diutus kepada anak cucu Qabil yang durhaka kepada Allah SWT. Ia merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam AS. Ia termasuk salah seorang Nabi yang sabar dan taat beribadah. Tidak terdapat banyak keterangan tentang kisah Nabi Idris, baik di dalam Al-Quran, kitab-kitab tafsir, maupun kitab sejarah Nabi-Nabi.Di dalam Al-Quran terdapat dua ayat tentang Nabi Idris, yakni di dalam surah Maryam ayat 56 yang artinya: "Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi" dan ayat 57 yang artinya: "Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi."
Menurut beberapa riwayat, Nabi Idris hidup di Mesir. Ia berdakwah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah SWT. Ia wafat ketika berusia 82 tahun. Ketika melakukan isra mi'raj, Nabi Muhammad berjumpa dengan Nabi Idris di langit keenam dan beliau memberi salam kepadanya.
loading...
0 Response to "Kisah Nabi Adam dan Idris Lengkap dan Ringkas"
Post a Comment