-->

Istilah dalam IImu Nahwu Bagian 1

Istilah-istilah dalam ilmu nahwu

I'rab: Perubahan pada akhir sebuah kata berdasarkan perbedaan ‘āmil (faktor) yang masuk pada kata tersebut, baik perubahan secara lafazh maupun perkiraan.

Lafzhi: Sesuatu yang tidak menghalangi pengucapan
Taqdir: sesuatu yang menghalangi pengucapan karena ta‘adzdzur, istitsqaal, atau karena munāsabah.

Ta’adzdzur: Terhalangnya penampakan harakat karena ketidakmampuan dalam pengucapan harakat saat isim atau fi’il diakhiri dengan huruf alif. Misalnya: مُوسَى (bentuk isim), dan يَنهَى (bentuk fi'il), pada situasi seperti ini keadaan harakatnya di-taqdir-kan (diperkirakan) karena ta’adzdzur dalam hal i’rabnya, baik pada keadaan rafa’ dan nashab bagi isim dan fi’il, maupun pada keadaan jar yang terkhusus bagi isim.

Istilah dalam IImu Nahwu Bagian 1

Istitsqaal: Terhalang karena berat untuk mengucapkannya pada huruf yang manqus yang terdapat huruf "ي" diakhirnya pada isim dan fi’il dan "و" diakhirnya pada fi'il . Terhalang penampakannya dalam keadaan rafa’ dan jar. Contoh القَاضِي (bentuk isim), serta يَدْعُوْ - يَقضِي (bentuk fi'il).

Munaasabah: Terhalang untuk menyesuaikan dengan harakat yang sesuai dengan huruf ya mutakallim. jadi Setiap harakat pada isim yang di-idhafah-kan dengan ya mutakallim, keadaan harakat-nya akan di-taqdir-kan karena munaasabah. contoh: كِتَابِيْ - حَبِيْبَتِيْ dan sebagainya.

Rafa': Perubahan yang dikhususkan tandanya bagi dhammah, dan penggantinya.
Nashab: Perubahan yang dikhususkan tandanya bagi fathah, dan penggantinya.
Khafadh: Perubahan yang dikhusukan tandanya bagi kasrah dan penggantinya.
Jazm: Perubahan yang dikhusukan tandanya bagi sukun dan penggantinya.

Mufrad: sesuatu yang bukan mutsanna, bukan jamak, dan bukan yang di-mulhaq-kan kepada salah satu dari keduanya, serta bukan isim yang enam.

Jamak taksir: Sesuatu yang menunjukkan lebih dari dua serta berubah pada bentuk mufradnya.

Jamak muannats salim: sesuatu yang di-jamak-kan dengan alif dan ta yang ditambahkan diakhir kata.

Jamak muzakkar salim: sesuatu yang menunjukkan jamak (lebih dari dua) dengan menambahkan و dan ن diakhirnya pada keadaan rafa', dan dengan menambahkan ي dan ن pada keadaan nashab dan jar.

Isim yang lima: yaitu isim yang berjumlah enam: أَبُوْكَ - أَخُوْكَ - حَمُوْكَ - فُوْكَ - ذُوْ مَالٍ

Mutsanna: Sesuatu yang menunjukkan kepada dua dengan menambahkan alif dan nun diakhir kata pada keadaan rafa', dan menambahkan ya dan nun diakhir pada keadaan nashab dan jar.

Amsilatu al-khamsah (fi'il yang lima): Setiap fi'il mudhari' yang bersambung dengan alif tatsniyah, waw jamak, dan ya muannats mukhaathabah.

Isim manqus: adalah isim mu’rab yang diakhiri oleh ya lazimah (tidak bertasydid) dan berada setelah harakat Kasrah, contoh: الوَافِيْ.

Isim maqsur: adalah isim mu’rab yang diakhiri oleh alif lazimah, contoh: عَصَى.

Mamnu' mina ash-sharfi: adalah isim yang tidak menerima tanwin dan tidak menerima harakat jar dengan kasrah, akan tetapi ia di-jar dengan fathah.

Shighah muntahaa al-jumu': Setiap jama' yang sesudah alifnya terdapat dua huruf, seperti "مفاعل" atau tiga huruf yg huruf tengahnya sukun, seperti "مفاعيل".

Mulhaq: sesuatu yang serupa dalam i'rab dengan suatu jenis isim, namun dia bukanlah bagian dari isim tersebut.

Isim: kata yang mengandung makna dan tidak terikat dengan waktu.

Fi'il: Kata yang mengandung makna dan dibarengi dengan salah satu dari tiga waktu (sedang terjadi, telah terjadi, dan akan terjadi)

Huruf: Kata yang mengandung makna dengan bantuan kata lain

Fi'il madhi: sesuatu yang menunjukkan kejadian yang terjadi sebelum waktu bicara

Fi'il mudhari': sesuatu yang menunjukkan kejadian yang terjadi disaat waktu bicara atau sesudahnya.

Fi'il amar: Sesuatu yang menunjukkan kejadian yang menuntut hasilnya, atau berlanjut ia sesudah waktu bicara.

'Alamiyyah: Bentuk isim 'alam
Washfiyyah: Bentuk isim sifat
'Adl: isim yang berubah dari bentuk asalnya
'Ajam: Bentuk isim yang bukan berasal dari bahasa Arab

Tarkib dan pembagiannya
Tarkib idhafi: Dua isim yang menempati isim kedua sebagai tempat tanwin dari isim pertama

Tarkib majazi: Dua kalimat yang menempati kalimat kedua sebagai ta’ ta’nits yang disukunkan dari lafadz yang pertama

Tarkib isnadi: Setiap dua kata yang disandarkan salah satu keduanya kepada kata yang lain.

Demikianlah artikel tentang Istilah dalam IImu Nahwu Bagian 1, yang kami tuliskan di atas hanyalah pengertian secara ringkas, jika teman-teman ingin membaca pembahasan lengkapnya, maka silahkan klik link biru yang terdapat pada masing-masing istilah, sehingga teman-teman dapat membaca artikel yang khusus membahas tentang istilah-istilah tersebut secara rinci.

Terimakasih atas kunjungannya, semoga artikel kami bermanfaat!

loading...

0 Response to "Istilah dalam IImu Nahwu Bagian 1"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel