-->

Isim yang Dijarkan dengan Idhafah

Lafazh yang dijarkan dengan idhafah, contohnya ialah: غُلَامُ زَيْدٍ = Pelayan Zaid. Wajib membebaskan mudhaf dari tanwin, seperti halnya pada pada contoh di atas. Juga wajib membebaskan mudhaf dari nun tatsniyah dan nun jamak, seperti dalam contoh berikut:

غُلَامَا زَيْدٍ = Dua orang pelayan Zaid >>>> Padahal kalau tatsniyah asalnya غُلَامَانِ. Karena dia mudhaf, maka wajib menghilangkan huruf Nun.

كَاتِبُوْ عَمْرٍ = Mereka juru tulis 'Amr >>>> Padahal kalau jamak asalnya كَاتِبُوْنَ. Karena dia mudhaf, maka wajib menghilangkan huruf Nun.

Isim yang Dijarkan dengan Idhafah

Pengertian Idhafah

Makna idhafah ialah menjalin hubungan antara dua isim (mudhaf dan mudhaf ilaih) yang menyebabkan isim yang keduanya berharkat jar selamanya.

Lafazh غُلَامُ adalah isim mufrad yang terbebas dari tanwin, dan berkedudukan sebagai mudhaf. Sedangkan lafazh زَيْدٍ menjadi mudhaf ilaih, lafazh mudhaf ilaih ini akan berharkat jar selamanya, seperti yang telah disebutkan dalam keterangan di atas.

Lafazh غُلَامَا adalah isim mufrad yang terbebas dari nun tatsniyah dan berkedudukan sebagai mudhaf. Sedangkan lafazh زَيْدٍ menjadi mudhaf ilaih, lafazh mudhaf ilaih ini akan berharkat jar selamanya, seperti yang telah disebutkan dalam keterangan di atas.

Lafazh كَاتِبُوْ adalah isim jamak mudzakkar yang terbebas dari nun jamak dan berkedudukan sebagai mudhaf. Sedangkan lafazh عَمْرٍ menjadi mudhaf ilaih, lafazh mudhaf ilaih ini akan berharkat jar selamanya, seperti yang telah disebutkan dalam keterangan di atas.

Pembagian Idhafah

Idhafah terbagi tiga, diantaranya ialah idhafah yang diperkirakan mengandung makna lam, idhafah model ini adalah yang paling banyak, seperti dalam contoh:

غُلَامُ زَيْدٍ = Pelayan Zaid

ثَوْبُ بَكْرٍ = Pakaian Bakar

serta contoh-contoh lainnya yang serupa dengan ini.

Keterangan:

Bentuk lengkap dari ketiga contoh di atas ialah:

غُلَامُ لِزَيْدٍ = Pelayan milik Zaid

ثَوْبُ لِبَكْرٍ = Pakaian milik Bakar

Diantaranya lagi ialah idhafah yang diperkirakan mengandung makna min, dan yang model ini juga banyak, seperti contoh berikut:

ثَوْبُ خَزٍّ = Pakain sutera.

بَابُ سَاجٍ = Pintu kayu

خَاتَمُ حَدِيْدٍ = Cincin besi

Keterangan:

Bentuk lengkap dari ketiga contoh di atas ialah:

ثَوْبُ مِنْ خَزٍّ = Pakain dari sutera.

بَابُ مِنْ  سَاجٍ = Pintu dari kayu

خَاتَمُ مِنْ حَدِيْدٍ = Cincin dari besi

Idhafah jenis ini boleh menashabkan mudhaf ilaih sebagai tamyiz, sebagaimana yang telah dikemukakan pada babnya atau seperti dalam contoh berikut:

هَذَا خَاتَمٌ حَدِيْدًا = Ini adalah cincin besi

atau seperti pada contoh:

هَذَا ثَوْبٌ خَزًّا = Ini adalah pakaian sutera

Dan boleh pula dirafa'kan karena mengikuti kepada mudhaf (sebagai 'athaf bayan, atau badal, atau na'at dengan dita'wil musytaq). Dan diantaranya ialah idhafah yang diperkirakan mengandung makna fii namun hal ini sedikit, seperti dalam contoh berikut:

بَلْ مَكْرُ الَّليْلِ = (tidak) sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam (saba:33).

Takdirnya: بَلْ مَكْرُ فِي الَّليْلِ

يَا صَاحِبَيِ السَّجْنِ = Hai kedua temanku dalam penjara. (Yusuf:39).

Takdirnya:  يَا صَاحِبَيِ  فِيْ السَّجْنِ 

Jenis-jenis Idhafah

Idhafah ada dua jenis, yaitu idhafah lafzhiyyah dan idhafah maknawiyyah.

Idhafah lafzhiyyah

Adapun idhafah lafzhiyyah sebagai tolak ukurnya ada dua perkara, yaitu: Hendaknya mudhaf berupa sifat (yang mirip dengan fi'il mudhari' yang mengandung makna hal - sekarang - atau istiqbal - akan datang), dan hendaknya mudhaf ilaih berupa ma'mul kepada sifat tersebut (baik fi'il atau maf'ulnya).

Yang Dimaksud dengan Sifat
Yang dimaksud dengan sifat ialah:

  1. Isim fa'il, contoh: ضَارِبُ زَيْدٍ (orang yang memukul Zaid)
  2. Isim maf'ul, contoh: مَضْرُوْبُ اْلعَبْدِ (orang yang hambanya dipukul).
  3. Sifat musyabihah, contoh: حَسَنُ اْلحَجْهِ (cantik parasnya).

Keterangan:
Idhafah jenis ini tidak memberikan pengertian takhshish dan tidak pula ta'rif, tetapi memberikan pengertian takhfif, sedangkan faedahnya kembali kepada lafazh itu sendiri. karena itu, idhafah jenis ini dinamakan idhafah lafzhiyyah.


Idhafah Maknawiyyah

Idhafah maknawiyah ialah idhafah yang di dalamnya terbebas dari dua perkara (yaitu mudhafnya bukan isim sifat dan mudhaf ilaihnya bukan ma'mul mudhaf), seperti dalam contoh:

غُلَامُ زَيْدٍ = pelayan Zaid.

Atau (terbebas) dari yang pertama (mudhafnya bukan sifat), seperti dalam contoh:

اِكْرامُ زَيْدٍ = menghormati Zaid.

Lafazh اِكْرامُ merupakan mashdar yang di idhafahkan kepada ma'mulnya - lafazh Zaidin - dan bukan sifat. Atau (terbebas) dari yang kedua saja (mudhaf ilaihnya bukan ma'mulnya), seperti dalam contoh كَاتِبُ اْلقَاضِى = Juru tulis Qadhi. Lafazh كَاتِبُ isim sifat, dan lafazh اْلقَاضِى bukan ma'mulnya.

Idhafah maknawiyyah ini dinamakan idhafah mahdhah (karena terbebas dari niat infishal atau niat memisahkan antara mudhaf dan mudhaf ilaihnya), dan memberikan ta'rif mudhaf kepada mudhaf ilaih apabila mudhaf ilaihnya bersifat ma'rifah, seperti dalam contoh:

غُلَامُ زَيْدٍ = Pelayan Zaid.

 Juga memberikan pengertian takhshish mudhaf apabila mudhaf ilaihnya bersifat nakirah, seperti dalam contoh:

غُلَامُ رَجُلٍ = Pelayan laki-laki.

Idhafah lafzhiyyah tidak memberikan pengertian ta'rif dan tidak pula takhshish, tetapi memberikan pengertian takhfif pada lafazh itu sendiri (meringankan membacanya). Idhafah ini dinamakan idhafah ghair mahdah.

Yang Menjarkan Mudhaf Ilaih

Pendapat yang shahih (benar) menyatakan bahwa mudhaf ilaih itu dijarkan oleh mudhaf, bukan idhafah. Dan mengenai tabi' (lafazh yang mengikuti) yang dijarkan (baik berupa na'at maupun lainnya) akan diterangkan nanti dalam pasal tawabi' (lafazh-lafazh yang mengikuti), insya Allah.

Terimakasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat!
loading...

0 Response to "Isim yang Dijarkan dengan Idhafah"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel